Piala Dunia Indonesia Tahun 1938
Jerman (1954, 1974, 1990, & 2014)
Jerman memiliki sejarah gemilang di Piala Dunia, dengan empat gelar juara yang diperoleh pada tahun 1954, 1974, 1990, dan 2014.
Sebelum menjadi Jerman yang kamu kenal sekaran, Jerman memiliki dua tim ketika mengikuti piala dunia yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Adapun ini terjadi karena kondisi politik pada saat itu. Namun, untuk status sebagai juara piala dunia, umumnya dimenangkan oleh Jerman Barat pada tahun 1954, 1974, dan 1990.
Piala Dunia Pertama
Piala Dunia pertama kali diadakan pada tahun 1930 di Uruguay. Hanya 13 tim yang berpartisipasi dan tuan rumah Uruguay berhasil meraih gelar juara pertamanya.
Prancis (1998 & 2018)
Prancis telah mencapai puncak kesuksesan di Piala Dunia dengan menjadi juara pada tahun 1998 dan 2018. Pada tahun 1998, Prancis menjadi tuan rumah Piala Dunia untuk pertama kalinya. Dipimpin oleh pelatih Aimé Jacquet, tim nasional Prancis berhasil memenangkan turnamen tersebut setelah mengalahkan Brasil 3-0 di final yang diadakan di Stade de France, Saint-Denis.
Tidak jauh berbeda dengan Piala Dunia yang sebelumnya, pada tahun 1966 Inggri berhasil menjadi juara dan sekaligus berstatus sebagai Tuan Rumah. Ini merupakan pertama kalinya Piala Dunia diadakan di Britania Raya. Momentum menjadi lebih spesial karena Inggris akhirnya berhasil meraih gelar juara setelah mengalahkan Jerman Barat.
Namun, kemenangan Inggris ini tidak lepas dari kontroversi. Salah satu gol yang diciptakan oleh Geoff Hurst dianggap banyak orang tidak sah karena bola pantulan dari mistar tidak melewati garis gawang sepenuhnya.
Keluarnya Spanyol sebagai juara Piala Dunia pada tahun 2010 adalah momen yang sangat bersejarah bagi sepak bola Spanyol. Karena kemenangan mereka harus melalui perjuangan yang keras di partai final melawan Belanda. Gol tunggal yang dicetak oleh Andrés Iniesta pada perpanjangan waktu menjadi pembeda dan membawa kemenangan bagi Spanyol 1-0.
Selain itu, yang tidak boleh dilupakan dari tahun ini yaitu bagaimana Spanyol menampilkan gaya permainan Tiki-Taka yang mengagumkan. Penguasaan bola dengan sirkulasi bola yang cepat membuat permainan Spanyol sangat menarik untuk disaksikan.
Di mana para pemain timnas Hindia Belanda itu?
Setelah 'pesta' Piala Dunia 1938 berakhir, kemana pergi para pemain itu? Tidak ada catatan yang menunjukkan kiprah mereka selanjutnya, utamanya ketika pemerintah kolonial Belanda harus angkat kaki ketika Indonesia merdeka.
"Tidak jelas kemana mereka," demikian laporan situs yang dikelola di Belanda, Java Post, dalam artikel berjudul Een historische voetbalreis, yang diunggah 23 Maret 2012 lalu.
Hanya saja, demikian situs ini menyebutkan, kiper Mo Heng Tan sempat lulus seleksi untuk memperkuat tim Indonesia dalam laga persahabatan melawan klub dari Singapura pada 1951.
Sumber gambar, Wikipedia
Kisah tragis dialami pemain tengah Frans Alfred Meeng. Menurut situs Java Post, pemain kelahiran 1910 ini ikut tenggelam bersama kapal Jepang Junyo Maru yang ditenggelamkan oleh kapal selam Inggris pada 18 September 1944.
Kapal kargo yang mengangkut para romusha dan tawanan tenggelam di perairan Sumatera.
Selain foto dan kliping berita dari potongan koran, sang kakek meninggalkan sebuah medali tentang keikutsertaannya dalam Piala Dunia 1938. "Itu kenang-kenangan kami keluarga kami," ujarnya.
Terbuka dan berani menyerang
Membela Hindia Belanda, Isaac digambarkan cucunya tampil bersemangat dalam laga yang disaksikan sekitar 9.000 orang penonton (menurut catatan resmi FIFA).
Ketika itu tim Hungaria menggunakan seragam serba putih, sementara Isaac dan kawan-kawan menggunakan kaos oranye, celana pendek putih dan kaus kaki biru muda - simbol bendera kerajaan Belanda.
Sumber gambar, Java Post
Menghadapi tim sekuat Hungaria, menurut wartawan olah raga Belanda, CJ Goorhoff, yang meliput langsung laga di Stadion Rheims, di babak pertama, Isaac dan kawan-kawan kurang bisa mengembangkan permainan.
Sehingga, "laga berjalan agak timpang," tulisnya yang dikutip situs geschiedenis24.nl.
"Namun di babak kedua," demikian laporan Goorhoff, "permainan tim Hindia Belanda jauh lebih baik. Mereka bermain terbuka dan berani menyerang."
'Kapten tim Hindia Belanda seorang dokter'
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa para pemain Hindia Belanda didominasi para pelajar.
"Kapten timnya (Achmad Nawir) adalah seorang dokter, yang menggunakan kacamata," ujar wartawan The Times, saat meliput pertandingan itu.
Informasi ini berbeda dengan laporan sebelumnya, yang menyebutkan mereka adalah para pegawai yang bekerja untuk pemerintah kolonial.
Disebutkan pula, sebagian besar para pemain berukuran tubuh pendek ("Bien trop petits," kata reporter koran Perancis, yang dikutip The Times). Meski tergolong pendek, imbuhnya, para pemain depan Hindia jago menggocek bola.
Sumber gambar, Java Post
"Tapi pemain belakangnya, lemah dalam penjagaan, serta sering terlambat menjegal lawannya."
Setelah mengalahkan tim Hindia Belanda, Tim Hungaria akhirnya melaju sampai babak final, sebelum ditundukkan tim Italia 2-4 dan tampil kembali sebagai juara dunia dibawah asuhan pelatih legendaris Victorio Pozzo.
Tim Hungaria kala itu diperkuat bintang-bintang pada zamannya, seperti Gyorgy Sarosi, Gyula Zsengeller. Dua orang itu kemudian masuk daftar 3 besar pencetak gol tersubur dalam piala dunia 1938.
Brasil (1958, 1962, 1970, 1994, & 2002)
Dikenal sebagai negara dengan jumlah gelar juara terbanyak, Brasil telah meraih trofi Piala Dunia sebanyak lima kali. Prestasi mereka termasuk kemenangan pada tahun 1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002.
'Tekanan dari gerakan kebangsaan'
Tentang perbedaan pendapat PSSI dan NIVU ini, John Pattiwael kemudian teringat cerita kakeknya.
Menurut cerita kakeknya, saat itu muncul semacam gugatan yang dilontarkan kaum pergerakan yang mempertanyakan kehadiran Isaac Pattiwael dkk dalam tim bentukan pemerintah Hindia Belanda.
"Walaupun ada tekanan dari gerakan kebangsaan, karena dianggap membela penjajah, buat dia (kakeknya) kesempatan tampil di piala dunia ini tidak akan datang dua kali," kata John.
Sumber gambar, Youtube
Lagi pula, sambungnya, kehadiran ayahnya itu semata didasarkan atas nama olah raga. "Kakek saya sangat mencintai sepak bola."
Walaupun akhirnya Hindia Belanda berangkat ke Prancis dengan mengatasnamakan NIVU, toh kehadiran Tim Hindia Belanda itu akhirnya dicatat sebagai kehadiran pertama kalinya wakil dari benua Asia.
Semula Jepang yang ditunjuk, namun karena kendala transportasi, negara itu mengundurkan diri. Hindia Belanda akhirnya menggantikannya - tanpa melalui ajang kualifikasi piala dunia, yang seperti dipraktikkan sekarang.
Italia (1934, 1938, 1982, & 2006)
Italia bisa dibilang sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah trofi piala dunia terbanyak. Sepanjang sejarah mereka telah menjadi juara sebanyak empat kali. Tim Azzurri memenangkan turnamen pada tahun 1934, 1938, 1982, dan terakhir pada tahun 2006.
Pemain Hindia Belanda di Piala Dunia 1938
Kiper: Tan "Bing" Mo Heng (HCTNH Malang), Jack Samuels (Hercules Batavia)
Belakang: Dorst, J. Harting Houdt Braaf Stand (HBS Soerabaja), Frans G. Hu Kon (Sparta Bandung), Teilherber (Djocoja Djogjakarta)
Tengah: G.H.V.L. Faulhaber (Djocoja Djogjakarta), Frans Alfred Meeng (SVBB Batavia), Achmad Nawir (HBS Soerabaja), Anwar Sutan (VIOS Batavia), G. van den Burgh (SVV Semarang)
Depan: Tan Hong Djien (Tiong Hoa Soerabaja), Tan See Han (HBS Soerabaja), Isaac "Tjaak" Pattiwael (VV Jong Ambon), Suvarte Soedarmadji (HBS Soerabaja), M.J. Hans Taihuttu Voetbal Vereniging (VV Jong Ambon Tjimahi), R. Telwe (HBS Soerabaja), Herman Zomers (Hercules Batavia)
Pelatih: Johannes Mastenbroek (Belanda)
KOMPAS.TV - Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menyoroti keikutsertaan Indonesia yang menjadi negara Asia pertama di ajang Piala Dunia pada tahun 1938.
Dalam artikel yang diterbitkan jelang drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Ronde Ketiga, Selasa (25/6/2024), AFC menyoroti Indonesia yang menjadi perintis keikutsertaan negara Asia di FIFA World Cup.
"Setelah dua Piala Dunia pertama pada tahun 1930 dan 1934 tanpa perwakilan Asia, Indonesia - yang saat itu dikenal sebagai Hindia Belanda - mengibarkan bendera Asia di turnamen tersebut untuk pertama kalinya sebagai salah satu dari tiga negara non-Eropa yang berpartisipasi dalam edisi ketiga bersama Brasil dan Kuba," tulis AFC.
"Dipimpin oleh kapten Achmad Nawir, Hindia Belanda langsung menghadapi pertandingan knock-out melawan finalis Hungaria yang akhirnya mengalahkan tim Asia Tenggara tersebut dengan skor 6-0, yang membuat debutan benua itu hanya tinggal sebentar di Prancis."
Karena Perang Dunia, Piala Dunia baru kembali diadakan pada tahun 1950 di mana tidak ada wakil Asia saat itu.
Pada Piala Dunia 1954 di Swiss, Asia kembali mengirimkan wakil yakni Korea Selatan yang juga menjadi debutan.
Namun, sama seperti Indonesia, Korea Selatan juga babak belur dan harus tersingkir di penyisihan grup.
Baca Juga: Timnas Indonesia Pot Terendah, Drawing Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Digelar 27 Juni
"Tidak ada negara Asia yang berpartisipasi pada tahun 1950 ketika kompetisi dilanjutkan setelah Perang Dunia Kedua, tetapi Korea Selatan melakukan debut mereka di Swiss pada tahun 1954. Dan seperti halnya Indonesia, mereka menghadapi tim Hungaria yang menakjubkan dalam pertandingan pembuka mereka," lanjut AFC.
"Tim Magyars yang kuat mencatatkan kemenangan 9-0 melawan Korea dengan legenda Ferenc Puskas membuka dan menutup skor di Zurich. Taeguk Warriors, yang akan menghasilkan hasil terbaik Asia di Piala Dunia FIFA lima dekade kemudian, keluar dari turnamen dengan kekalahan 7-0 dari Turki, dan mengakhiri usaha pertama mereka di dasar grup."
Adapun AFC akan menggelar undian atau drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Ronde Ketiga di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (27/6) lusa.
Dalam drawing yang diikuti 18 negara tersebut, Indonesia yang menjadi negara kedua dengan peringkat FIFA terendah akan berada di pot 6.
Tim Garuda pun harus bersiap untuk menghadapi lawan-lawan kuat kawasan Asia seperti Jepang, Iran, Korea Selatan, Qatar, Australia hingga Arab Saudi.
Pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Ronde Ketiga ini, 18 negara bakal dibagi ke dalam tiga grup yang masing-masing diisi 6 tim.
Dua tim teratas dari tiap grup, berhak mendapatkan tiket lolos ke Piala Dunia 2026. Sementara itu, peringkat 3-4 dari tiap grup melanjutkan perjuangannya ke ronde keempat kualifikasi.
Baca Juga: Shin Tae-yong Lebih Pilih Timnas Indonesia Lawan Korea Selatan di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Bagi kamu pecinta sepak bola, piala dunia bukan hanya sekedar pergelaran turnamen dunia biasa. Piala Dunia telah menjadi panggung spektakuler untuk melihat para tim dan pemain kelas dunia beradu kemampuan untuk mendapatkan trofi berlapis emas tersebut. Pada setiap 4 tahun sekali, kamu tentunya disuguhkan momen-momen luar biasa yang memancarkan semangat. Mulai dari gol-gol indah hingga strategi brilian yang akan menjadi sejarah kedepannya. Oleh karena itu, untuk mengingat dan menambah pengetahuan tentang event yang satu ini, berikut adalah daftar juara Piala Dunia dari tahun ke tahun.